Dalam perkembangan bahasa saat ini yang melaju pesat, banyak bahasa baru yang muncul, terutama yang disebut sebagai bahasa gaul yang kerap dituturkan oleh masyarakat generasi muda.
Salah satu istilah yang tidak asing di media sosial adalah “julid”. Istilah ini sering digunakan untuk menyampaikan komentar negatif atau nyinyiran yang berlebihan terhadap suatu hal.
Apa sebenarnya julid itu? Simaklah artikel ini untuk memahami makna, dampak negatif, dan langkah-langkah menghadapinya.
Arti Kata “Julid”
Julid seringkali dilontarkan oleh pengguna media sosial, baik oleh akun gosip maupun oleh netizen yang berkomentar pedas. Orang yang julid cenderung mengusik kebahagiaan orang lain, tidak menghargai aktivitas atau pencapaian orang lain, terutama di platform-platform seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan Twitter.
Julid memiliki arti yang beragam tergantung pada konteksnya. Secara umum, julid merujuk pada perasaan iri atau dengki terhadap orang lain. Istilah ini berasal dari bahasa Sunda, yaitu “binjulid”, yang memiliki arti iri atau dengki.
Awalnya, istilah julid pertama kali dipopulerkan oleh salah satu penyanyi terkenal Indonesia, yaitu Syahrini. Saat itu, Syahrini menggunakan kata julid untuk menanggapi komentar negatif dari para netizen terhadap dirinya.
Komentar-komentar tersebut sering kali berkaitan dengan gaya hidup mewahnya, seperti sering bepergian dan membawa tas Hermes yang mahal serta naik pesawat jet pribadi.
Syahrini merespons netizen dengan menyebut mereka sebagai “dasar julid”. Dalam konteks ini, netizen merujuk pada seseorang yang aktif terlibat dalam komunitas dunia maya di internet.
Julid juga sering dilontarkan oleh netizen terhadap publik figur atau pejabat yang memiliki kekayaan atau pencapaian yang cenderung menjadi sasaran iri atau dengki. Oleh karena itu, istilah julid seringkali dikaitkan dengan pembicaraan negatif mengenai kehidupan atau kesuksesan orang lain.
Meskipun kata julid tidak tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “iri” memiliki arti yang mirip, yaitu “kurang senang melihat kelebihan orang lain (beruntung dan sebagainya); cemburu; sirik”.
Selain itu, istilah julid juga berasal dari kata “julita” yang berarti anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa arti kata julid berhubungan dengan sifat kekanak-kanakan yang selalu mencari perhatian. Istilah ini juga bisa diartikan sebagai “judes lidah”, yang mengacu pada sesuatu yang muncul di lidah seseorang dalam bentuk komentar negatif.
Dampak Julid dalam Era Media Sosial
Julid dianggap sebagai perilaku yang tidak baik karena melibatkan pembicaraan negatif tentang orang lain. Tanpa disadari, julid dapat merugikan diri sendiri karena dapat memicu perasaan iri terhadap kehidupan atau kesuksesan orang lain.
Di zaman yang semakin modern ini, penggunaan media sosial semakin banyak disalahgunakan. Orang-orang cenderung mengomentari hal-hal yang seharusnya tidak perlu dikomentari dengan kalimat-kalimat yang menyudutkan atau mengekspresikan ketidaksukaan terhadap suatu hal.
Orang yang julid seringkali mengomentari urusan atau kehidupan orang lain dengan sifat yang merendahkan. Beberapa ciri-ciri orang yang termasuk dalam kategori julid antara lain:
- Senang membicarakan orang lain (gosip): Orang yang julid cenderung suka membicarakan kegiatan orang lain yang tidak relevan atau tidak penting.
- Memiliki sifat ikut campur urusan orang lain: Orang yang julid seringkali ikut campur dalam urusan orang lain yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan mereka. Mereka lebih tertarik pada urusan oranglain daripada mengurus kehidupan mereka sendiri.
- Sering memberikan komentar negatif: Orang yang julid cenderung memberikan komentar negatif atau nyinyiran terhadap orang lain. Mereka mencari-cari kesalahan atau kekurangan dalam hal-hal yang dilakukan oleh orang lain.
Dampak negatif dari julid dalam era media sosial adalah sebagai berikut:
1. Merusak hubungan sosial
Julid dapat merusak hubungan antarindividu. Komentar negatif yang dilontarkan dapat menyebabkan konflik dan ketegangan antara individu yang terlibat.
2. Meningkatkan tingkat stres
Orang yang menjadi korban julid mungkin merasa stres dan tertekan akibat komentar negatif yang ditujukan kepada mereka. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mental dan emosional mereka.
3. Menyebabkan perasaan rendah diri
Komentar julid dapat membuat orang merasa rendah diri dan tidak dihargai. Mereka dapat meragukan kemampuan dan nilai diri mereka sendiri akibat serangan verbal yang dilakukan oleh orang lain.
4. Menciptakan lingkungan yang tidak sehat
Julid dapat menciptakan lingkungan online yang tidak sehat dan negatif. Hal ini dapat mempengaruhi atmosfer di platform media sosial dan membuat orang enggan untuk berpartisipasi atau berbagi pengalaman mereka.
5. Menyebarkan kebencian dan cyberbullying
Dalam beberapa kasus, julid dapat berkembang menjadi cyberbullying yang lebih serius. Komentar negatif dan nyinyiran yang tidak terkontrol dapat menyebabkan trauma dan kerugian emosional yang signifikan bagi individu yang menjadi target.
Menghadapi Julid di Era Media Sosial
Penting bagi kita semua untuk berusaha menghadapi julid dengan bijak dan bertanggung jawab di era media sosial. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Berpikir sebelum berkomentar
Sebelum mengomentari atau memberikan tanggapan terhadap suatu hal, pertimbangkan dampak dari kata-kata yang akan Anda sampaikan. Hindari mengomentari hal-hal yang tidak relevan atau tidak perlu dikomentari.
2. Jaga sikap positif
Berusahalah untuk memiliki sikap yang positif dan menghargai kesuksesan atau pencapaian orang lain. Fokus pada kebaikan dan dukunglah orang lain dalam perjalanan mereka.
3. Blokir atau laporkan akun yang merugikan
Jika Anda menjadi korban julid atau cyberbullying, gunakan fitur blokir atau laporkan yang tersedia di platform media sosial untuk melindungi diri Anda dan mencegah paparan yang tidak sehat.
4. Edukasi dan kesadaran
Tingkatkan kesadaran tentang dampak negatif julid dan pentingnya menjaga sikap yang positif di media sosial. Edukasi orang-orang di sekitar Anda tentang bahaya julid dan pentingnya menghargai orang lain.
5. Fokus pada diri sendiri
Alihkan perhatian dari komentar negatif orang lain dan fokuslah pada diri sendiri. Tetapkan tujuan pribadi dan berusaha mencapainya tanpa terpengaruh oleh komentar negatif.
6. Jadilah teladan
Tunjukkan sikap yang baik dan saling menghormati di media sosial. Dengan menjadi teladan, Anda dapat menginspirasi orang lain untuk berperilaku yang sama.
Dalam era media sosial yang semakin berkembang, penting bagi kita semua untuk menggunakan platform tersebut dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan menghindari julid dan mempromosikan sikap yang positif, kita dapat menciptakan lingkungan online yang lebih sehat dan harmonis.