Mengungkap Arti Kata “FOMO”, Ketakutan Tertinggal di Era Media Sosial?

Baru-baru ini, istilah “FOMO” menjadi trending topic di Twitter setelah Meta meluncurkan aplikasi baru bernama Threads, yang juga menjadi pesaing Twitter.

Banyak pengguna internet yang tergoda untuk mengunduh aplikasi Threads, dan inilah yang membuat kata FOMO semakin populer.

Dalam artikel ini, kami akan mengungkap arti dari istilah FOMO dan bagaimana dampaknya dalam era media sosial yang begitu terkoneksi.

Apa Itu FOMO?

Mengungkap Arti Kata "FOMO", Ketakutan Tertinggal di Era Media Sosial?

FOMO merupakan singkatan dari “Fear of Missing Out.” Istilah ini mengacu pada perasaan takut tertinggal atau ketinggalan oleh orang lain dalam hal pengalaman, kesenangan, atau kehidupan secara umum.

Seseorang yang mengalami FOMO merasa cemas bahwa mereka tidak akan mengikuti atau merasakan hal-hal yang menyenangkan atau penting yang dialami oleh orang lain.

FOMO dan Media Sosial

Perasaan FOMO sering kali muncul dalam konteks penggunaan media sosial. Media sosial memberikan akses mudah untuk melihat dan mengikuti kehidupan orang lain.

Seseorang dapat melihat foto-foto liburan, acara sosial, atau pencapaian orang lain dengan mudah melalui platform media sosial seperti Instagram, Facebook, atau Twitter. Hal ini dapat memicu perasaan iri dan keinginan untuk ikut serta dalam pengalaman yang sama.

Menurut laporan dari Verywell Mind, perasaan FOMO dapat dirasakan oleh orang dari segala jenis kelamin dan usia. Mereka yang mengalami FOMO cenderung memiliki kepuasan hidup yang lebih rendah karena mereka terus-menerus membandingkan kehidupan mereka dengan orang lain.

Dampak Negatif FOMO

Jika tidak ditangani dengan baik, perasaan FOMO dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mental seseorang. Beberapa dampak negatif yang mungkin timbul akibat FOMO antara lain:

  1. Stres dan Kehilangan Energi: Terus-menerus merasa tertinggal dapat menyebabkan stres yang berkelanjutan dan kelelahan mental.
  2. Depresi: Membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara terus-menerus dapat memicu perasaan tidak berharga dan depresi.
  3. Kesulitan Tidur: Perasaan cemas dan keinginan untuk tetap terhubung dengan apa yang terjadi di sekitar dapat mengganggu tidur dan menyebabkan masalah tidur.
  4. Ketidakpuasan: Seseorang yang selalu merasa tertinggal cenderung tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki dan terus mencari pengalaman baru.

Ciri-Ciri Orang yang Mengalami FOMO

Beberapa ciri-ciri orang yang mengalami FOMO antara lain:

  1. Kecanduan Ponsel : Selalu memeriksa ponsel bahkan di saat tidur atau sebelum tidur untuk tidak melewatkan berita atau informasi apa pun.
  2. Ketergantungan pada Media Sosial: Lebih peduli dengan kehidupan di media sosial daripada kehidupan nyata di sekitar mereka.
  3. Kebutuhan Pengakuan: Menginginkan pengakuan dan perhatian dari orang lain dalam kehidupan nyata.
  4. Rasa Ingin Tahu yang Berlebihan: Selalu ingin tahu tentang kehidupan orang lain dan apa yang sedang mereka alami.
  5. Keuangan yang Tidak Seimbang: Cenderung menghabiskan uang lebih banyak karena takut tertinggal dengan orang lain yang memiliki barang-barang atau pengalaman yang lebih banyak.
  6. Tidak Puas: Tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka miliki, selalu merasa bahwa ada sesuatu yang hilang atau kurang.

Mengatasi FOMO

Untuk mengurangi dan mengatasi perasaan FOMO, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Batasi Penggunaan Media Sosial

Mengatur waktu dan membatasi waktu yang dihabiskan di platform media sosial dapat membantu mengurangi paparanberlebihan terhadap kehidupan orang lain dan mengurangi perasaan FOMO.

2. Fokus pada Diri Sendiri

Menghargai dan menghormati diri sendiri adalah kunci untuk mengatasi perasaan FOMO. Sadarilah bahwa setiap individu memiliki perjalanan dan pengalaman hidup yang unik, dan tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

3. Temukan Keseimbangan

Penting untuk mencari keseimbangan antara terhubung dengan dunia luar melalui media sosial dan mengalami kehidupan nyata dengan penuh kesadaran. Sisihkan waktu untuk bersosialisasi di dunia nyata, mengejar hobi, atau melakukan kegiatan yang meningkatkan kualitas hidup.

4. Tingkatkan Kesadaran Diri

Kenali dan pahami perasaan FOMO yang muncul dalam diri Anda. Meningkatkan kesadaran diri akan membantu mengidentifikasi pemicu dan mengembangkan strategi untuk mengatasi perasaan tersebut.

5. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas

Alihkan perhatian Anda dari jumlah pengalaman atau kegiatan yang Anda lewatkan, dan alihkan fokus pada kualitas pengalaman yang Anda pilih untuk terlibat di dalamnya. Berpikir secara selektif tentang apa yang benar-benar penting bagi Anda dan fokuslah pada hal-hal tersebut.

6. Jaga Prioritas

Tetapkan tujuan dan nilai-nilai yang penting bagi Anda. Dengan memiliki prioritas yang jelas, Anda dapat mengarahkan energi dan perhatian Anda pada hal-hal yang benar-benar relevan dengan kehidupan Anda, tanpa merasa terjebak dalam perasaan FOMO.

Dalam era media sosial yang terkoneksi ini, perasaan FOMO menjadi lebih umum dan dapat memengaruhi kesejahteraan mental seseorang. Memahami arti FOMO dan mengenali tanda-tanda yang muncul dapat membantu mengatasi perasaan tersebut.

Dengan membatasi penggunaan media sosial, menghargai diri sendiri, dan fokus pada kehidupan nyata, kita dapat mengurangi dampak negatif FOMO dan meningkatkan kualitas hidup.

Ingatlah bahwa setiap individu memiliki perjalanan hidup yang unik, dan yang terpenting adalah menciptakan kehidupan yang memenuhi kebutuhan dan nilai-nilai pribadi kita.